OKI, Pelopor Sumatera.com – Festival Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyambangi Kota Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI), Sabtu, (12/10).
Kegiatan ini menyasar berbagai segmen masyarakat. Mulai dari anak muda dari bernagai komunitas, guna menyemai kaum literat digital via aktivitas daring dan luring.
Gerakan nasional makin cakap digital Kominfo hadir untuk menyikapi pandemi informasi di wahana digital saat ini khususnya jebakan judi online yang belakangan semakin marak. Wabah dunia digital ini bisa menjangkiti siapa saja yang tidak cakap digital.
“Cara yang dinilai paling efektif menangkal penyebaran wabah digital itu adalah membentengi para pengguna wahana digital dengan literasi. Menjadikan mereka cakap digital atau seorang literat digital yang mampu memproses informasi dan kritis terhadap informasi yang diterima di jagat maya,”ujar Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Slamet Santoso, SH, MM.
Narasumber dan influencer yang mengisi diskusi antara lain, Faturahman Kurniawan, Fatihani Nurqolbiah dan Rindi Eka Putri. Putri Indonesia Sumsel, Jelita Gabriela, Influencer, Indah Rizky Mujyaer dan Dosen Unsri, Dr Kemas Thamrin. Serta moderator Pembantu Rektor Universitas Bina Dharma Palembang, Prof Edy Suryanegara.
Para narasumber membahas isu-isu krusial yang dihadapi generasi muda terkait bahaya judi online, terutama potensi kerusakan moral dan ekonomi yang bisa terjadi jika tidak segera ditanggulangi.
Dr Kemas Thamrin diantaranya membahas tentang judi online yang sudah menjalar ke berbagai kalangan, khususnya generasi muda.
“Ini merupakan ancaman serius yang tidak hanya merusak perekonomian pribadi, tetapi juga mengganggu moral bangsa,”katanya.
Sementara Putri Indonesia Sumsel, Jelita Gabriela, berharap Generasi muda diharapkan menjadi pilar Indonesia Emas 2045 yang harus waspada dan bertindak tegas terhadap ancaman ini.
Sementara Influencer Indah Rizky Mujyaer dalam pemaparannya, menyoroti aspek psikologis terkait judi online. Dia menyatakan, dampak judi online bukan hanya merusak ekonomi, tetapi juga kesehatan mental.
“Kecanduan judi online menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan, merusak hubungan sosial, dan menjebak individu dalam lingkaran destruktif yang sulit diputus,” jelas dia.
Dalam sesi diskusi, peserta menunjukkan antusiasme tinggi dengan bertanya seputar langkah konkret untuk menjauhi pengaruh judi online. Para narasumber menegaskan pentingnya literasi digital, peran keluarga, dan kampanye sosial yang terus berlanjut untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dari bahaya judi online.
Acara ditutup dengan penampilan dua band ibu kota Drive dan RAN yang menghibur ribuan peserta di stadion segitiga emas Kayuagung. (sbn/rel)