OKI, Pelopor Sumatera.com -Penjabat Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Asmar Wijaya melakukan panen raya padi di lahan pasang surut Dusun Dewa Sibur, Desa Sungai Sibur Kecamatan Sungai Menang, OKI, Rabu, (29/5). Areal panen raya ini mendapat program optimalisasi lahan (Opla) seluas 900 Hektare.

Tokoh masyarakat setempat, H Baidawi mengatakan petani di desanya kini sudah bisa panen padi dua kali dalam setahun (IP 200).

“Mulai panen 11 Mei lalu sampai hari ini hitungannya sekitar 7.600 ton Gabah Kering Panen (GKP) yang di produksi petani. Sebagian lahan yang sudah panen mulai pertanaman IP 200,”ujarnya.

Petani menurutnya optimis produksi akan semakin meningkatkan jika program Opla yang sedang dikerjakan oleh Kementan, bersama TNI dan Pemkab OKI bakal menambah Indeks Pertanaman (IP) di wilayah ini.

“Permasalahan petani di Desa ini soal pengelolaan air, masih ada sekitar 800 hektare sawah yang terlambat panen karena kemarin terdampak banjir. Kalau dipercepat pembangunan tanggulnya melalui program Opla kami bisa 2 kali bahkan 3 kali dalam setahun,”terangnya.

Optimasi Lahan, Genjot Produksi

Pj Bupati OKI, Asmar Wijaya mengatakan, sebagai penopang lumbung pangan nasional Kabupaten OKI terus mengoptimalisasi lahan pertanian guna menggenjot produktivitas padi. Tahun ini di dukung Kementerian Pertanian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), seluas 65.000 hektare lahan sawah di OKI akan dioptimasi.

“Ada 65 ribu hektare sawah yang akan kita optimalisasi. Khusus di Desa Sibur ada 900 hektare yang sudah tahap pengerjaan. Jadi nanti yang tanam 1 kali bisa 2 kali dalam setahun yang sudah 2 kali bisa 3 kali pertanaman,”kata Asmar usai panen raya.

Istimewanya lagi, lahan seluas 2.500 Ha di desa tersebut dibuka oleh Asmar kala menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian OKI pada tahun 2011 lalu.

“Saya ingin bernostalgia di desa ini. Sekitar 2011 kita lakukan cetak sawah baru sekitar 1.600 hektare ditambah swadaya masyarakat. Alhamdulilah sekarang bisa sama-sama panen raya,ā€¯katanya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten OKI, Ir Sahrul, MSi menjelaskan optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di OKI dimulai dengan tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi.

“Sehingga pada saat musim hujan, kondisi lahan tidak lagi terendam lama agar lahan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, sementara di musim kemarau masih ada cadangan air,”terang dia.

Ditambahkan Sahrul Optimalisasi Lahan (Opla) di OKI diawali proses Survey Identifikasi Desain (SID) lahan Rawa. SID bertujuan untuk mengidentifikasi calon petani dan lokasi kegiatan hingga menyusun desain dan rencana infrastruktur lahan pertanian rawa dan pasang surut.

“Proses ini telah selesai dilakukan semua, hingga saat ini telah dilaksanakan implementasi dari SID itu berupa normalisasi saluran serta pembangunan tanggul,”paparnya.

Optimalisasi lahan yang dicanangkan Kementerian Pertanian, jelas Sahrul, merupakan salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan lahan untuk memproduksi padi.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktifitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi berupa pupuk dan bantuan pengolahan tanah,”tutupnya. (sbn)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *