OKI, PeloporSumatera.com — Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) resmi meluncurkan program Gebyar Sekolah Lansia “Lansia Berdaya OKI GAS” (Orang Tua berKemampuan, Ikhlas, Gembira, Aktif dan Sehat), Selasa (7/10).
Program ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemkab OKI dalam membangun masyarakat lanjut usia yang tangguh, bahagia, dan produktif.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemkab OKI memberikan penghargaan Lansia SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, Bermartabat) kepada dua tokoh inspiratif: Hj Tartila Ishak Mekki dan Hj Idje Farida Haitami, atas kiprah mereka dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan lansia di wilayah tersebut.
Wakil Bupati OKI, Supriyanto, SH, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia diprediksi akan memasuki era aging population pada 2035, di mana jumlah lansia meningkat tajam.
“Ledakan jumlah lansia ini harus menjadi perhatian kita bersama. Pemerintah dan masyarakat dituntut memastikan para lansia tetap hidup berkualitas dan produktif,” ujar Supriyanto.
Ia menilai Sekolah Lansia menjadi salah satu solusi konkret menghadapi tantangan tersebut.
“Melalui sekolah lansia, peserta dapat mengembangkan potensi diri, memperkuat spiritualitas, memperkaya pengetahuan, membentuk kepribadian matang, serta memiliki keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.
Supriyanto berharap proses belajar di sekolah lansia tidak sekadar memberi ilmu, tetapi juga menjadi ruang kebahagiaan.
“Sekolah lansia harus menjadi kegiatan yang menyenangkan, relevan dengan kebutuhan peserta, dan melahirkan lulusan yang SMART: Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat,” tegasnya.
Kepala DPPKB OKI, Zulpikar, menambahkan program ini dirancang untuk membentuk lansia yang bahagia dan berdaya.
“Sekolah lansia memberikan pendampingan dalam tujuh dimensi kehidupan, mulai dari spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, vokasional, hingga lingkungan,” jelasnya.
Kegiatan belajar dilakukan 12 kali pertemuan tatap muka, satu hingga dua kali setiap bulan. Materinya mencakup pemeriksaan kesehatan gratis, ceramah agama, pelatihan usaha budidaya ikan, urban farming, hingga kegiatan ekonomi produktif. Seluruh rangkaian ditutup dengan wisuda sekolah lansia.
Hingga kini, telah terbentuk 18 Sekolah Lansia di seluruh kecamatan se-Kabupaten OKI, dengan enam sekolah percontohan, yaitu:
-
Sekolah Lansia Permata Senja – Desa Pengarayan, Kec. Tanjung Lubuk
-
Sekolah Lansia Mutiara Senja – Desa Ulak Ketapang, Kec. Teluk Gelam
-
Sekolah Lansia Elok – Desa Pedamaran 2, Kec. Pedamaran
-
Sekolah Lansia Harapan Mulya – Desa Teloko, Kec. Kayuagung
-
Sekolah Lansia Sinar Harapan – Desa Terusan Laut, Kec. Sirah Pulau Padang
-
Sekolah Lansia Matahari Bersinar – Desa Jejawi, Kec. Jejawi
“Enam sekolah ini akan menjadi model inspiratif untuk dikembangkan di seluruh kecamatan,” tambah Zulpikar.
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan, Evi Silviani, S.Sos., MM, turut mengapresiasi langkah Pemkab OKI.
“OKI menjadi salah satu kabupaten yang paling siap menjalankan Sekolah Lansia. Program ini bukan sekadar seremonial, tapi benar-benar wadah pembelajaran dan pemberdayaan,” ujarnya.
Evi juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor.
“Sekolah Lansia adalah bagian dari gerakan pembangunan keluarga. Dengan kolaborasi pemerintah, tenaga kesehatan, tokoh agama, dan masyarakat, kita bisa mewujudkan lansia yang berdaya, bahagia, dan bermartabat,” ungkapnya.
Menurutnya, program ini selaras dengan upaya BKKBN dalam membangun keluarga berkualitas sepanjang siklus kehidupan.
“Lansia bukan akhir produktivitas, tapi awal fase baru untuk terus berkarya dan berbagi pengalaman,” pungkasnya.
(real/sbn)